Belajar Migrasi Televisi Digital dari Italia

Ilustrasi. Foto: ilustrasi/thinkstock Ilustrasi. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Tim KPI mendapatkan kehormatan diundang pemerintah Italia untuk diskusi mengenai proses migrasi digital yang pernah dilakukan pemerintah negeri itu. Diskusi dilanjutkan kunjungan ke lokasi mux (multiplexer) operator milik pemerintah (RAI) dan milik swasta (MEDIASET) serta melihat industri pembuatan perangkat infrastruktur sistem penyiaran televisi digital.

"Proses peralihan ke digital adalah sebuah proses keniscayaan yang harus indonesia jalankan di era ke depan ini" demikian dikatakan Yuliandre Darwis selaku Ketua KPI.

Menurutnya banyak hal yang menarik untuk dipelajari selama proses migrasi siaran televisi di negara yang dikenal dengan makanan pizza tersebut. Hal ini tidak lain karena karakteristik Italia hampir sama dengan di Indonesia.

Sesuatu yang menarik dalam proses peralihan ini adalah saat "switch off" dari FTA ke digital berjalan per area, dimulai dari area yang risikonya kecil dahulu. Di situ mereka belajar dari kesalahan yang terjadi dan diperbaiki. Setelah selesai baru pindah ke area lainnya. "Sehingga 'learning process' dalam setiap area yang saya lihat sangat berarti," ujar Yuliandre Darwis.

Menurut Eva Spina, Dirjen "Perencanaan Umum dan Manajemen Spektrum Radioelectric" - Kementerian Pembangunan Ekonomi Italia, televisi nasional di Italia yang mendapatkan izin mux operator ada 20 yang bersiaran nasional dan ratusan channel televisi Lokal/Regional yang mendapatkan izin mux lokal/regional.
Yuliandre Darwis. Foto: istimewa
Menurutnya, pengelola mux sebanyak itu bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam proses migrasi memang mereka menghadapi beberapa kendala, tapi merupakan dinamika biasa dalam sebuah proses perubahan. Sinergi yang baik adalah kunci utama keberhasilan, yaitu melalui komitmen pemerintan dan pelaksana pemegang mux.

Pemerintah Italia menerapkan sistem multi mux operator dalam penyiaran digital mereka. Lembaga penyiaran analog nasional existing otomatis mendapatkan izin mux. Sedangkan lembaga penyiaran lokal diseleksi dengan sistem "beauty contest" cukup ketat untuk mendapatkannya dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Penggunaan frekuensi siaran televisi digital menggunakan sistem "single frequency network (SFN)" yaitu operator mux menggunakan frekuensi sama secara nasional. Selain itu untuk efisiensi penggunaan spektrum frekuensi, pemerintah Italia juga menggunakan adjacent channel (kanal yang bersebelahan) untuk siaran televisi digital. Selama pelaksanaannya, tidak ada kendala teknis yang berarti dalam penerapan manajemen frekuensi di atas.

Isu lain dalam migrasi siaran televisi digital adalah perangkat penerima atau Set Top Box. Di awal migrasi, pemerintah Italia memberikan subsidi untuk setiap kepala keluarga dalam bentuk voucher untuk pembelian STB. Selanjutnya mereka membuat kebijakan semua perangkat TV yang dijual di Italia harus build in tuner televisi digital.

"Harapan ke depan, migrasi televisi digital akan membuka peluang bertambahnya jumlah channel yang makin beragam dan kaya akan kreativitas, dan didukung dengan kualitas tayangan yang "value-nya" sesuai dengan iklim Indonesia," ujar Yuliandre Darwis. Italia sendiri dengan peralihan digital dalam satu area bisa memiliki +/- 100 channel. Menurut Eva Spina, semua stasiun televisi tersebut bisa survive saat ini. (fyk/fyk)

Harnoko - detikInet
SUMBER: https://inet.detik.com/cyberlife/d-3507869/belajar-migrasi-televisi-digital-dari-italia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel